
Gelombang Serangan Udara dan Balasan Rudal Iran-Israel: Dunia dalam Ketegangan
Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak ke titik berbahaya setelah terjadi serangkaian serangan udara intensif dan balasan rudal skala besar dalam beberapa hari terakhir. Dunia internasional pun memperhatikan konflik ini dengan cemas, karena dikhawatirkan akan memicu konflik regional yang lebih luas.
Serangan Udara Israel: Target Fasilitas Strategis
Israel memulai rangkaian serangan udara terhadap sejumlah lokasi strategis di Iran. Serangan ini menargetkan:
-
Fasilitas nuklir di Natanz dan Fordow
-
Kompleks militer dan infrastruktur radar
-
Gudang senjata dan pusat komunikasi di wilayah Teheran dan Isfahan
Serangan dilakukan secara bertahap selama hampir seminggu, dengan ratusan korban dilaporkan tewas, termasuk warga sipil. Israel mengklaim serangan ini sebagai upaya mencegah ancaman dari proyek nuklir Iran yang mereka anggap membahayakan stabilitas regional.
Iran Melawan dengan Rudal Hipersonik dan Drone
Sebagai balasan, Iran meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone tempur, termasuk rudal hipersonik tipe Fattah-1. Rudal-rudal ini diarahkan ke berbagai kota utama di Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa. Meski sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome, beberapa serangan tetap mengenai target dan menyebabkan kerusakan serta korban jiwa.
Pemerintah Iran menyebut serangan ini sebagai bentuk “pembelaan diri” atas agresi yang dilakukan terhadap wilayah kedaulatannya.
Kondisi Sipil dan Krisis Kemanusiaan
Kedua negara kini berada dalam situasi darurat.
-
Di Iran, ribuan warga sipil mengungsi dari kota-kota besar dan akses internet dilaporkan terganggu secara luas.
-
Di Israel, masyarakat berlindung di bunker-bunker bawah tanah, dan sebagian wilayah menerapkan status siaga penuh.
Rumah sakit, fasilitas umum, dan jaringan listrik di beberapa wilayah terdampak parah.
Respons Dunia Internasional
Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, China, dan Uni Eropa mendesak penghentian kekerasan. PBB mengadakan sidang darurat membahas langkah diplomatik untuk mencegah konflik meluas.
Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda eskalasi akan berhenti. Kedua pihak tetap dalam posisi waspada tinggi, dan kemungkinan pertempuran skala penuh masih terbuka.