
Makassar Genjot Program Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik
Pemerintah Kota Makassar tengah fokus mengembangkan program pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) sebagai langkah nyata menghadapi krisis lingkungan sekaligus menciptakan energi alternatif ramah lingkungan. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mempercepat pembangunan berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon.
PSEL Jadi Solusi Dua Masalah Sekaligus
Dengan terus meningkatnya volume sampah di kota besar seperti Makassar, pengelolaan limbah menjadi tantangan serius. Teknologi PSEL dinilai menjadi solusi strategis karena tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menghasilkan energi listrik yang dapat digunakan masyarakat.
Menunggu Payung Hukum dari Pemerintah Pusat
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan konsep dan lokasi proyek, namun masih menunggu regulasi resmi dari pemerintah pusat untuk mengimplementasikan teknologi PSEL secara legal dan terstruktur.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci agar proyek ini bisa berjalan secara efektif dan tidak tumpang tindih dengan kebijakan lain.
Potensi Besar untuk Replikasi Nasional
Jika berhasil diterapkan, model PSEL Makassar dapat dijadikan contoh nasional bagi kota-kota besar lain dalam mengatasi persoalan sampah. Proyek ini juga sejalan dengan target Indonesia menuju net zero emission pada 2060.
Edukasi dan Partisipasi Publik Tetap Penting
Selain teknologi, keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada kesadaran masyarakat dalam memilah dan membuang sampah dengan benar. Pemerintah Kota Makassar terus mendorong kampanye edukatif dan program bank sampah berbasis komunitas untuk mendukung proyek PSEL.
Pengolahan sampah menjadi energi listrik bukan lagi wacana, tapi kebutuhan nyata di tengah krisis lingkungan global. Langkah progresif Makassar ini menunjukkan bahwa kota di Indonesia siap bertransformasi menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.